TONDANO, mejahijau.com – Meski baru-baru petani sawah di wilayah Tondano Timur mengalami gagal panen terdampak musim kemarau. Namun ketika musim hujan tiba, para petani bertekad kembali menanam.
Tindakan spekulatif itu diutarakan Jemmy Tualangi, petani sawah di Kecamatan Tondano Timur. Dikatakannya, sejak dahulu kala para petani mengolah sawah dengan sistem tadah hujan.
“Setelah musim panas berlalu kini petani bertekad tanam lagi, padahal sebelumnya mengalami kerugian karena gagal panen musim panas,” ungkap Tualangi, Rabu (21/11/2018).
Selain itu ditambahkannya, irigasi berfungsi bilamana hujan deras turun. Biarpun hujan agak lama tetapi distribusi air akan berjalan lancar.
“Idealnya petani panen tiga kali per tahun, tetapi satu kali panen saja sudah cukup dari pada tidak sama sekali,” ungkapnya bercanda.
Kondisi sekarang ini, lanjut Tualangi, petani punya pilihan alternatif untuk alih profesi guna menafkahi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari.
“Saya sendiri untuk sementara beralih jadi buruh bangunan. Bahkan ada juga yang mengadu nasib menjadi nelayan mencari ikan di seputaran danau Tondano,” bebernya.
Tapi ketika persediaan air cukup, biasanya petani kembali menggarap sawah untuk memperoleh padi untuk dikonsumsi sehari-hari.
“Dan kalau produksi sedikit melimpah, ada yang sampai dijual ke pasar,” pungkasnya.(ferry lesar)