MANADO, mejahijau.com – Pemadaman beberapa jam, interkoneksi energi listrik Sulawesi Utara – Gorontalo mengalami gangguan pada Minggu (25/11/2018) pukul 09.30 WITA.
Penyebabnya pembangkit dari Kapal LMVPP (Leasing Marine Vessel Power Plant) yang berkapasitas 120 MW mendadak meledak.
Akibat ledakan tersebut, suplai listrik tegangan 150 kV untuk Provinsi Sulawesi Utara dan Gorontalo mengalami gangguan. Hanya 70 kV bertahan namun sekira 70% pelanggan listrik mengalami pemadaman.
Meledaknya kapal pemasok listrik asal Turki itu dibenarkan manajemen PT PLN Wilayah Suluttenggo. General Manager (GM) PT PLN Edison Sipahutar, Senin (26/11/2018) mengatakan, proses penormalan terus dilakukan secara bertahap.
Pada pukul 11.51 WITA, seluruh Gardu Induk pensuplai enersi sudah normal dengan interkoneksi 150 kV. PLN juga melakukan penormalan pada jaringan distribusi hingga ke pelanggan-pelanggan.
“Sampai pukul 16.44 WITA, seluruh sistem sudah dinormalkan, dan Kapal LMVPP Karadeniz sudah sepenuhnya mensuplai listrik sebesar 108 MW ke Sulut dan Gorontalo,” ujar Edison.
Selain itu, pihaknya juga mengklarifikasi video amatir yang beredar luas di media sosial yang menyuguhkan tontonan kapal LMVPP Karadeniz meledak.
“Tidak benar kapalnya meledak. Yang benar adalah, telah terjadi gangguan pada Kapal LMVPP Karadeniz, yaitu heater steam pipe pada boiler unit 1 yang mengalami over heat sehingga terlihat seperti ada ledakan,” jelasnya.
Lanjut dikatakan, yang mengepul ke atas sebenarnya bukan api, tetapi uap yang keluar ke atas.
Soal penyebabnya, kata Edison, pihaknya masih menunggu konfirmasi dari pihak Karadeniz. Namun gangguan itu, tidak mempengaruhi kemampuan suplai listrik kapal LMVPP Karadeniz.
“Karena ada mesin pembangkit cadangan, dan dalam beberapa jam saja setelah gangguan mereka sudah kembali beroperasi,” katanya.
Pasca peristiwa hari minggu itu, lanjut Edison, enersi yang hilang cukup besar, yaitu 86 MW karena memberi efek karena daya kejut kepada pembangkit lain di sekitar LMVPP.
Oleh karenanya, kata GM PT PLN Wilayah Sulut dan Gorontalo ini, pada malam hari ada potensi kekurangan daya sebesar 9-15 MW. Meski begitu, pihaknya berusaha tak ada lagi pemadaman pada pelanggan rumah tangga.(vanny)