TONDANO, mejahijau.com – Komitmen SMP Negeri 1 Remboken tak bakal terlibat kasus pungutan liar (pungli) terhadap siswa maupun orangtua siswa layak menjadi panutan.
Pasca sekolah ini dipimpin Nora Martha Manopo S,Pd MAP sebagai Kepala Sekolah, wanita ini mempunyai komitmen tak akan melakukan pungutan dengan alasan apapun.
Hal itu dikatakan Nora Martha Manopo belum lama ini saat didatangi wartawan mejahijau.com di ruang kerjanya.
Menghadapi UNBK bulan April mendatang, SMP Negeri 1 Remboken terus mematangkan segala persiapan-persiapannya. “Sebanyak 164 siswa kelas 3 yang menjadi peserta UNBK, dan diharapkan mereka memperoleh nilai tinggi. Untuk itu persiapan dilakuan dengan melengkapi perangkat komputer dan server,” ujar Manopo.
Jumlah peserta UNBK sebanyak itu, lanjut Manopo, nantinya dilakukan 3 sesi dengan menggunakan 2 ruangan. Setiap ruangan diikuti 28 siswa peserta.
“Ada sekolah lain bermohon minta gabung, yakni SMP 2 Kasuratan dan SMP Advent Parepei. Tetapi kami tidak menyanggupinya soalnya hanya cukup 3 sesi dengan peralatan terbatas. Mereka akhirnya sudah gabung dengan SMA Negeri 1 Remboken,” imbuhnya.
Terkait peralatan menghadapi UNBK dengan 3 server dimana masing-masing ruangan 1 server, kata Manopo, anggaran diambil dari dana BOS.
“Kami tidak ingin membebankan siswa dan orangtuanya karena kondisi ekonomi mereka berbeda-beda, apalagi anggarannya memang ada, dan kami telah menggunakan dana BOS,” jelasnya.
Kecuali itu, Kepsek Manopo menambahkan, penggalangan dana untuk keperluan lain sekolah boleh-boleh saja asalkan payung hukumnya jelas.
“Tetapi kami sudah terlanjur membuat komitmen untuk tidak ada kasus pungutan di sekolah karena memang itu pelanggaran yang bakal mencoreng dunia pendidikan,” pungkasnya.(ferry)