AMURANG, mejahijau.com – Komitmen kuat memperjuangkan aspirasi rakyat wilayah Motoling Raya, Kumelembuai, Ranoyapo diutarakan Calon Legislatif nomor urut 3, Sefralen Tumanduk SH.
“Saya tidak muluk-muluk. Aspirasi rakyat adalah yang terutama ketika saya dipercayakan sebagai wakil rakyat di DPRD Minsel,” tutur Allen sapaan akrab Sefralen Tumanduk kepada mejahijau.com di Amurang, Sabtu (13/04/2019).
Sejumlah pengalaman semasa kuliah di Universitas Manado (Unima) di Tondano, pria asal kelahiran Desa Makasili ini dinilai layak.
Tanpa sekat pembatas, Tou Wo’bas ini akrab bergaul dengan sesama rekan mahasiswa. Aktif pada beberapa organisasi intra maupun ekstra kampus, serta terlibat aktif dalam sejumlah paguyuban. Hal itu memantapkan kualitas intektual dan kualitas kesadaran terhadap ketimpangan sosial yang terjadi di sekelilingnya.
Saking kritisnya menyuarakan kebijakan-kebijakan petinggi Unima yang terindikasi menyimpang pada dugaan pungutan liar (pungli), Allen bahkan pernah diancam untuk diberhentikan dengan tidak hormat alias drop-out dari bangku kuliah.
Ada beberapa organisasi yang pernah dipimpinnya kala menjadi mahasiswa, antaranya, Ketua Departemen Kajian dan Bacaan (DPK), Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND), Eksekutif Kota Minahasa, Sekjen Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Eksekutif Kota Minahasa, Sekretaris Jendral Formasi Unima, Sekretaris Konferensi Ikatan Mahasiswa Unima Minahasa Selatan (IMAMINSEL), Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Unima Minahasa Selatan (IMAMINSEL), Sekjen Pemuda Oikumene Makasili Waya (POMW), Manager Pendidikan dan Kaderisasi Tou Weru.
“Banyak hal menyimpang yang berusaha saya luruskan. Dengan semangat berapi-api kami berjuang, dan ada yang berhasil namun ada pula yang gagal. Itu biasa dalam perjuangan, apalagi jika berhadapan dengan penguasa,” ungkap Allen sembari menempeli gelas kopi hitam hangat ke arah bibirnya.
Seusai menyelesaikan studi di Kampus Unima, tanpa merasa malu bergelar sarjana, Allen-pun geluti aktivitas sebagai buruh bangunan. Ia juga pernahkerja bikin kopra di kebun kelapa.
“Saya komit suarakan aspirasi masyarakat. Tanpa uang saya maju, berharap masih ada pemilih rasional di daerah kita. Modal saya hanya semangat dan idealisme untuk berjuang demi rakyat tertindas penguasa, dan perjuangan saya kepada mereka yang sering ditipu pada masa-masa kampanye politik,” pungkasnya.(arya)