TONDANO, mejahijau.com – Musim panas yang terjadi saat ini sangat berpengaruh bagi para petani, khususnya petani tomat di Kabupaten Minahasa. Musim panas berkepanjangan menjadi pemicu utama sehingga harga tomat anjloknya.
Hukumtua Tumaratas Dua, Roki Worang,SE membenarkan harga jual tomat turun karena pengaruh musim kemarau. Buah tomat kalau musim panas memang akan tahan lama, sebaliknya kalau hujan buah akan cepat rontok malahan busuk.
Kemudian masyarakat menghitung biaya panen yang ternyata lebih tinggi dari biaya penjualan.
“Saat ini harga dipatok 25 ribu rupiah per kas, dipotong tenaga, ongkos ke pasar, atau tempat penjualan dan lainnya. Maka total keuntungannya sangat minim,” ungkap Worang.
Lanjut dikatakan, 80 persen sampai 90 persen warga di desa yang dipimpinnya adalah petani. Ia mengajak para petani harus ada cadangan tampungan air pada musim panas sekarang ini.
Sementara pantauan wartawan pada Selasa, 03 September 2019, di beberapa wilayah penghasil tomat seperti Desa Tumaratas Langowan Barat dan Tonsewer Tompaso Barat, banyak tanaman tomat yang dibiarkan petani tak dipetik. Kalaupun terlanjur dipetik, banyak buah tomat hanya dibiarkan di pinggiran jalan saja.(herdy mendur)