JAYAPURA, mejahijau.com – Tidak ada yang tahu kalau Praka Zulkifli, anggota Yonif Raider 751 yang gugur saat menjalankan pengamanan demonstrasi di Expo Wamena, Senin, 23 September 2019.
Zulkifli salah satu patriot yang ikut membebaskan 344 warga sipil yang disandera OPM pada tahun 2017 lalu.
Hal itu disampaikan Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII Cenderawasih Letkol CPL Eko Daryanto lewat rilis tertulisnya di Jayapura, Senin 23 September 2019.
Dikatakan Kapendam Daryanto, Praka Zulkifli saat itu sedang menjalankan tugas Bantuan Kendali Operasi (BKO) ke Polda Papua dan saat kejadian ia ikut mengawal dan mengamankan massa ke arah Expo Wamena dari arah Universitas Cenderawasih.
Namun massa malah memprovokasi masyarakat untuk merusak berbagai fasilitas umum yang dilewatinya.
Setiba di Expo Wamena, massa malah balik menyerang aparat. Salah satu yang jadi korban adalah Praka Zulkifli yang diserang secara brutal dengan menggunakan senjata tajam dari arah belakang.
Dikatakan Daryanto, almarhum berasal dari Tidore ini mengalami luka bacokan di kepala bagian belakang. Dan segera dievakuasi menuju RS Bhayangkara untuk mendapat perawatan.
Namun karena pendarahan yang hebat meski dengan perawatan intensif, sekitar pukul 12.30 WIT, Praka Zulkifli dinyatakan meninggal dunia.
“Sungguh disayangkan, ketika almarhum berhasil menyelamatkan sandera pada peristiwa Banti, justru mengalami hal seperti ini,’’ tutur Kapendam Daryanto.
Untuk diketahui, peristiwa Banti yang terjadi pada bulan Nopember 2017 lalu, merupakan peristiwa heroik dimana pasukan gabungan dari Kopassus, Yonif Raider 751 dan Yonif 754 berhasil membebaskan 344 warga sipil yang disandera OPM.
Atas peristiwa itu, apalagi dengan jejak penugasannya yang luar biasa, pimpinan tertinggi Kodam XVII Cenderawasih, Pangdam Mayjen TNI Herman Asaribab menyatakan berduka cita yang setinggi tingginya kepada keluarga Almarhum dan Yonif 75.
“Sebagai seorang prajurit, Praka Zulkifli telah memberikan bakti terbaiknya kepada bangsa dan negara dengan memberikan jiwa dan raganya demi terciptanya rasa aman di tanah Papua,” ucap Pangdam Mayjen TNI Herman Asaribab seperti ditirukan Kapendam Daryanto.
Sementara Mayor Inf Rofi Irwansyah selaku Danyonif 751/Raider mengatakan, gugurnya Praka Zulkifli membuat seluruh prajurit di jajarannya berbela sungkawa.
“Almarhum tidak hanya salah satu prajurit terbaik di batalyon maupun Kodam kami, Namun dia bersama rekan-rekannya termasuk dari Kopassus dan Yonif 754 berhasil membebaskan sandera, Itu yang menjadikan almarhum sebagai prajurit terbaik Indonesia,” kata Mayor Inf Rofi Irwansyah.
Lanjut dia, semoga dedikasi dan perjuangannya untuk Indonesia khususnya untuk tanah Papua akan selalu dikenang, dan almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT, selaku Kusuma Bangsa.
Atas keberhasilan membebaskan sandera, Almarhum Praka Zulkifli bersama rekan-rekan prajurit lainnya mendapatkan anugerah Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) saat pembebasan 344 warga sipil yang terisolasi di Kampung Banti, Distrik Tembagapura, pada tahun 2017 silam.
Almarhum Zulkifli saat ini berusia 24 tahun, kelahiran Makian, 26 April 1994. Saat lulus menjadi prajurit melalui Secata PK, dirinya langsung mengabdikan di Yonif Raider 751.(*arya)