Sulut Laksana ‘Merah Delima’ di Gerbang Pasifik Indonesia

Uncategorized275 Dilihat

MANADO, mejahijau.com – Paripurna HUT ke-55 Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) yang dipimpin Ketua DPRD Sulut Andrei Angouw, dihadiri langsung Gubernur Olly Dondokambey, Senin 23 September 2019.

Sambutan Gubernur Olly dikatakan, HUT ke-55 Provinsi Sulut menjadi momentum untuk melipatgandakan semangat, sumberdaya, dan kekuatan untuk merealisasikan Sulawesi Utara sebagai Pacific Gateway of Indonesia.

eksistensi Provinsi Sulut yang kian maju tahun ke tahun, kata Olly, sejatinya tak lepas dari perjuangan dan kerja keras para leluhur, pejuang dari Sulawesi Utara yang telah merancang dan meletakkan dasar-dasar pembangunan.

“Dr Sam Ratulangi sebagai tokoh multidimensional. Tahun 1937, beliau telah mengarang buku Indonesia di Pasifik dan menuliskan konsep dasar Sulawesi Utara sebagai Pintu Gerbang Indonesia di Pasifik. Jadi, ide tentang geoposisi dan geostrategi sudah dibahas sejak 82 tahun lalu, bersamaan dengan munculnya falsafah Sitou Timou Tumou Tou,” papar Olly.

Lanjut dikatakan, posisi Sulut di bibir pasifik memberikan akses luarbiasa sehingga keunggulan komparatif dan kompetitif sudah berada di Sulut.

“Sulawesi Utara di era revolusi industri empat titik nol (four point zero), saat ini telah membuktikan kemampuan daya saing dan daya juang pada hampir semua aspek sehingga kita terus bergerak cepat mencapai target pembangunan sekaligus mencetak prestasi,” urainya.

Sukses pembangunan Sulut Hebat kini juga ditopang pendekatan dan strategi kebijakan yang mampu mendorong pengembangan ekonomi wilayah, mengangkat kesejahteraan rakyat, serta didukung oleh kebutuhan, perkembangan dan kondisi eksternal negara mitra di kawasan pasifik.

Disamping itu, tambah Olly, keberhasilan tidak terlepas dari sinergitas yang solid bersama pemerintah pusat dengan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menaruh perhatian serius kepada Sulawesi Utara.

Bukan hanya itu, pemerintah pusat bahkan menetapkan Sulut sebagai lokasi super prioritas pembangunan pariwisata, serta merancang banyak proyek-proyek strategis dalam Rancangan Teknokratik RPJMN 2020-2024.

“Dari kacamata pemerintah pusat, Sulawesi Utara laksana permata merah delima dari timur, bercahaya di ujung utara Peninsula pulau Sulawesi dengan prestasi dan capaian yang sangat signifikan,” ungkap Olly.

Adapun rapat paripurna istimewa turut dihadiri jajaran Forkopimda, Ketua DPRD Sulut Andrei Angouw, Wakil Gubernur Steven OE Kandouw, Ketua TP-PKK Sulut Rita Maya Tamuntuan, Wakil Ketua TP-PKK Sulut Kartika Devi Kandouw-Tanos, Sekdaprov Edwin Silangen, bupati dan walikota dan para pejabat di lingkup Pemprov Sulut.(arya/hps)

CAPAIAN PEMBANGUNAN SULAWESI UTARA:

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terus meningkat dalam 3 tahun terakhir, dari angka 71,05 di tahun 2016 menjadi 72,2 pada tahun 2018, sehingga Sulut masuk pada Provinsi dengan status IPM kategori TINGGI.

Sulut Sehat dengan usia harapan hidup mencapai 71,26 tahun. Hal ini menandakan bahwa rata-rata penduduk Sulawesi Utara dapat hidup umur panjang dengan derajat kesehatan yang baik.

Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara yang selalu berada pada angka diatas 6 % atau lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yaitu 5 %;

Perekonomian Sulawesi Utara berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB-adhb) sebagai ukuran atau indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi masyarakat pada tahun 2018 mencapai hampir 120 triliun, dengan pendapatan perkapita mencapai hampir 49 juta rupiah per orang pertahun.

Inflasi daerah sejak tahun 2016 sampai saat ini senantiasa terkendali, dimana kita mampu menekan inflasi sampai pada angka 3,83 % di tahun 2018. Tidak mengherankan, Sulawesi Utara ditetapkan sebagai provinsi terbaik se-Sulawesi dalam hal pengendalian inflasi daerah.

Kesenjangan pendapatan antar wilayah relative rendah yang ditunjukkan dengan angka gini ratio sebesar 0,37.

Penurunan angka kemiskinan dan pengangguran  di daerah ini membuat program ODSK (Operasi Daerah Selesaikan Kemiskinan) mendulang sukses, meraih penghargaan TOP 99 Inovasi Pemerintah Daerah, serta Penghargaan Adhi Purna Prima Award, sebagai provinsi dengan tingkat kemiskinan terendah se-Sulawesi.

Angka kemiskinan Sulut sebesar 7,66 persen dan Angka pengangguran tahun 2018 sebesar 6,86 persen.

Berbagai kinerja pemerintahan untuk memastikan masyarakat Sulawesi Utara dapat menikmati hasil pembangunan, di antaranya:

  1. Indeks Kebahagiaan Ranking 3 se-Indonesia dari BPS-RI.
  2. Provinsi paling Toleran dari Survey Setara Institute.
  3. Provinsi nomor 1 Paling Rukun dari Kementerian Agama.
  4. Penghargaan Platinum untuk provinsi terbaik sektor investasi dari Indonesian Attractiveness Index tahun 2019 dari Frointier Consulting dan Tempo Group.
  5. Penghargaan Gold untuk provinsi terbaik sektor pariwisata dari Indonesian Attractiveness Index tahun 2019 dari Frointier Consulting dan Tempo group.
  6. Penghargaan ANUGRAH KIHAJAR untuk Teknologi Informasi Komunikasi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
  7. Penghargaan Wahana Tata Nugraha Pratama Wiratama atas keberhasilan menata transportasi dan fasilitas publik dari Kementerian Perhubungan RI
  8. Penghargaan Manggala Karya Kencana atas pengelolaan program kependudukan dan Keluarga Berencana dari Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
  9. Penghargaan Adhi Purna Prima Award dari Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) dan Kementerian Dalam Negeri – RI.
  10. Sulut Provinsi teraman dalam penyelenggaraan pemilu 2019 dari Kepolisian RI (Kapolri).
  11. Provinsi paling rukun dan toleran dari FKUB Indonesia.
  12. Provinsi Sulut sebagai “The Rising Star” pariwisata atas kinerja lonjakan turis mancanegara, dan terbukanya rute penerbangan langsung dari Manado menuju ke 10 kota besar di China, ke Malaysia, Filipina dan Singapore dari Kementerian Pariwisata.

 

Program Prioritas/Proyek Strategis Nasional di daerah Provinsi Sulawesi Utara yang akan dilakukan kedepan, antara lain:

  • Penyelesaian pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung sepanjang 39 km;
  • Bendungan Kuwil dan Bendungan Lolak;
  • Pembangunan Jalan dari Bandara Sam Ratulangi ke Likupang sepanjang 31,55 km.
  • Perluasan Terminal Bandara Sam Ratulangi;
  • Pembangunan Manado Outer Ring Road III sepanjang 11,4 km (dari Winangun ke Kalasey);
  • Pembangunan jalan tol ruas Bitung-Airmadidi-Tondano-Tomohon-Kawangkoan-Amurang sepanjang 56,7 km;
  • Pembangunan Jembatan Bitung – Pulau Lembeh sepanjang ± 1.050 m;
  • Inisiasi pembangunan Jembatan Nusantara: Pulau Karakelang – Pulau Salibabu;
  • Pembangunan Fly Over Boulevard II sepanjang 1,5 km;
  • Bandara Lolak dan Bandara Pihise di Siau;
  • Pengembangan Pelabuhan Bitung menjadi International Hub Port;
  • Pengembangan Pelabuhan Manado (Manado Bay).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *