TAHUNA, mejahijau.com – Dari tujuh kasus gizi buruk di Kabupaten Kepulauan Sangihe, salah satunya positif menderita virus HIV-AIDS.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kepulauan Sangihe dr Jopy Thungari Mkes kepada redaksi mejahijau.com, Rabu, 11 September 2019.
“Tujuh penderita gizi buruk yang dirawat. Pasien gizi buruk yang dirawat itu antara lain disebabkan oleh karena kelainan jantung bawaan,” kata dr Thungari.
Menariknya gizi buruk selain disebabkan kelainan jantung bawaan, ternyata satu pasien yang kelihatan gizi buruk tetapi sudah positif HIV-Aids.
Menurut dr Thungari, pasien penderita HIV-Aids jelas akan berimbas pada berat badan sehingga kelihatan gizi buruk.
“Satu orang gizi buruk yang positif HIV-Aids. Dan semuanya dalam perawatan,” kata dr Thungari.
Menurutnya, tahun 2019 ini hanya ada tujuh kasus gizi buruk di Sangihe. Dari tujuh kasus itu, bukan semua murni lantaran gizi buruk. Tetapi gizi buruk disebabkan oleh penyakit penyerta sehingga berpengaruh pada gizi penderita.
Dijelaskan dr Thungari, penderita gizi kurang bukan berarti gizi buruk seperti yang diheboh-hebohkan. Memang berat badan rendah, tetapi anakanak dinamis karena terus bergerak.
Olehnya pihak Puskesmas menempah dengan perawatan serius, makanan, susu, vitamin-vitamin lain yang dibutuhkan.
“Tetapi pada dasarnya anakanak sehat. Jadi bukan karena gizi buruk, tetapi karena gizi kurang saja,” jelas Thungari, bahwa para penderita gizi kurang dan gizi buruk semuanya di dalam perawatan.(arya)