MANADO, mejahijau.com – Nasib apes dialami Michael Lule, warga Desa Sea Kabupaten Minahasa. Terbilang berapi-api menebar informasi menjurus fitnah melalui akun facebook Sondertenda, akhirnya Michael berurusan dengan Kodam XIII Merdeka.
Sebelumnya Michael eksis memposting dengan menyebut Gubernur Sulut dan Pangdam XIII Merdeka back-up mafia tanah.
Mafia tanah dimaksud adalah Haryanto Adikoesoemo, orang kaya yang disebut-sebut ranking 20 di Indonesia.
Melalui postingannya dia menulis, “Mohon di usut Pangdam Sulut dan Gubernur Sulut Olly Dondokambey membeking pengusaha perampok tanah masyarakat. Buatlah negri ini damai dan aman, hapuskan segala bentuk penjajahan dan penindasan,” postingan tanggal 09 November 2019.
Menariknya, dihadapan Waka Pendam XIII Merdeka Letkol Inf Rocky Kiroh, Michael Lule menyeret dua nama orang dekat dengan Walikota Manado Godbles Sofcar Vicky Lumentut (GSVL), yakni Didi Syafii dan Camat Mapanget.
Sebelum postingan nuansa fitnah terhadap Pangdam dan Gubernur Sulut, diakui Michael, setelah dirinya ditelpon Didi Syafii dan Camat Mapangget untuk bertemu di salah satu warung kopi di Manado.
Pertemuan tersebut, kata Michael, lelaki Didy Syafii menyebut, kasus kepemilikan tanah yang diperjuangkan Michael susah menang karena lawan yang berpekara adalah pengusaha besar yang di back-up Gubernur Sulut Olly Dondokambey dan Pangdam XIII Merdeka.
Michael mengungkapkan, dia berani menyebut nama Gubernur Sulut dan Pangdam dari pernyataan Didi Syafii. Tujuannya supaya masalah tanah yang dihadapinya yang sudah berlangsung lama dapat jalan keluar.
“Saya tidak berani menyebut nama Gubernur Sulut dan Pangdam jika Pak Didie Syafii tidak menyebutkan seperti itu,” tutur Michael sembari meminta maaf atas tindakannya yang telah mencoreng nama baik Gubernur Sulut.
Sementara Didi Syafeii yang dipanggil pihak Kodam XIII Merdeka keras membantah semua pengakuan Michael Lule.
”Maaf, dia (Michael) asal ngomong. Dan itu sama sekali tidak benar,” elak Didi.
Mantan Anggota DPRD Kota Manado ini menjelaskan, tujuan dirinya bersama Camat Mapanget memanggil Michael Lule bertemu, untuk meminta penjelasan, dan mengingatkan supaya Michael tak berkoar-koar di media sosial sehingga mendiskreditkan dan menyeret Walikota Manado atau pejabat lain dalam kasus tanah yang dihadapinya.
“Sebaliknya kami menyarankan Michael untuk menempuh jalur hukum saja. Inti utama pertemuan itu, kami hanya meminta dan mengingatkan Michael untuk berhenti memposting nama Walikota Manado dalam kaitan kasus tanah itu, serta memberi saran kepada Michael lawannya adalah kelompok berkelas atau dengan sebutan tembok besar,” kata Didi seperti dikutip salah satu laman online daerah ini.
Dia menambahkan, dirinya sama sekali tak ada interest pribadi dengan Gubernur Sulut dan Pangdam XIII Merdeka seperti tudingan tak beralasan dan tanpa bukti yang disampaikan Michael Lule.
“Ini bukan urusan politik dan jangan dipolitisasi. Saya memang politisi, tetapi saya berpolitik santun,” kata mantan Dirut PD Pasar Kota Manado itu.
Kesempatan itu pihak Kodam XIII Merdeka juga memanggil Lurah Paal Dua dan Camat Mapanget sebagai saksi.
Lurah Paal Dua memenuhi panggilan, sementara Camat Mapanget Rein Heydemans dihubungi aparat Kodam XIII Merdeka tak bisa hadir dengan alasan sedang sibuk.
Pada akhir pemeriksaan, pelaku Michael Lule menyampaikan permohonan maaf kepada Gubernur Sulut dan Pangdam XIII Merdeka atas tindakannya.
Terpisah Kapendam XIII Merdeka Kolonel Kav Mohammad Jaelani menegaskan, kasus tersebut sedianya akan dilaporkan ke Polda Sulut untuk proses hukum lebih lanjut.
“Kami berharap HOAX dan fitnah yang mencemarkan nama baik seseorang apalagi pejabat negara seperti ini, tidak terulang lagi di daerah,” kata Kapendam Jaelani.
Dia mengimbau warga Sulut meneliti informasi sebelum disebarkan, terutama yang menyangkut simbol-simbol negara.(tim redaksi)