BITUNG, mejahijau.com – Walikota Bitung Maximiliaan J Lomban SE, M.Si membuka Forum Group Discussion (FGD) tentang Penanganan Konflik Sosial di Kota Bitung, di Ruang Sidang Lantai 4, Kantor Walikota Bitung, Selasa, 05 November 2019.
Kesempatan tersebut Lomban nyatakan bersyukur atas kebersamaan yang telah tercipta sebagai wujud panggilan dan kesadaran dalam menjalankan tugas untuk membangun bangsa dan negara khususnya di Kota Bitung.
Dia juga mengapresiasi seluruh pihak juga didalamnya Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) yang telah bersama-sama terlibat memprakarsai kegiatan tersebut.
“Kondisi masyarakat kota Bitung yang diberi identitas kota multi etnis oleh karena berbagai perbedaan kelompok sosial, budaya, agama, golongan dan strata sosial bahkan adanya perbedaan pandangan politik serta tentang kelompok minoritas mayoritas menunjukkan kota Bitung sebagai Indonesia mini, dengan citra Bhineka Tunggal Ika yang telah melekat dalam hidup kita dan menjadi motto hidup bermasyarakat,” papar Lomban
Lanjutnya, kota Bitung sebagai pintu gerbang kawasan pasifik mengundang siapa saja ingin datang ke kota ini bahkan bebas menjadi warga masyarakat kota Bitung yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
“Sehingga di tengah kemajemukan yang ada di kota Bitung terdapat berbagai perbedaan yang kita miliki yang seharusnya menjadi aset kearifan lokal,” kata Walikota Bitung.
Diakui bahwa kadang perbedaan membawa kita pada tembok-tembok pemisah, memicu terjadinya konflik di antara masyarakat hingga tak sejalan lagi dengan cita-cita kota ini.
“Apalagi di era revolusi industri 4,0 ini, semua orang dengan mudahnya bertindak sebagai ‘Insan Media’, menyebarkan informasi bebas tanpa sharing, tanpa peduli dampak bahkan nilai kebenaran dari berita yang dibagikan sehingga dapat menjadi sumber provokasi yang sulit dibendung. Fakta ini perlu dan harus menjadi perhatian kita bersama baik sebagai pemerintah, pemuka agama, tokoh masyarakat bahkan juga lembaga-lembaga kemasyarakatan,” ungkap Lomban.
Melalui FGD ini, Walikota Lomban berharap dapat menghasilkan kesepakatan-kesepakatan untuk melakukan yang terbaik dalam rangka antisipasi terjadinya hal-hal yang tak diinginkan di tengah-tengah masyarakat.
Seluruh pihak harus berperan dan bersinergi untuk menciptakan kota Bitung yang penuh dengan suasana kekeluargaan, harmonis, tentram dan damai.
“Diharapkan tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama dapat menyampaikan hal-hal yang menyejukkan kehidupan umat beragama dan bermasyarakat melalui mimbar gereja, mimbar mesjid bahkan mimbar formal lainnya sehingga masyarakat tidak mudah terprovokasi dan mampu merajut kebersamaan, membangun dan menciptakan solusi dan resolusi,” katanya.
Berbagai permasalahan sosial yang marak sebaliknya menjadikan kota Bitung semakin maju, fokus pada peningkatan daya saing, dan akhirnya membawa kesejahteraan kepada seluruh masyarakat kota Bitung.
Acara turut dihadiri Sekretaris Daerah Kota Bitung DR. Audy Pangemanan, Staf Khusus Walikota Berty Lumempow, Dandim 1310 Letkol Inf Kusnandar Hidayat,MSi, Kapolres Bitung AKBP Stefanus Tamuntuan, SIK.MSi, Kejari Bitung Ariana Juliastuty,SH.MH, Ketua FKUB Pdt Vivi Lousan-Rompas,MTh bersama anggota.
Juga hadir Ketua FKDM Pdt Stefanus Sumolang bersama anggota, Plt Kaban Kesbangpol Herry Benyamin SH bersama jajaran, perwakilan BKSUA, perwakilan BAMAG, Tokoh masyarakat, perwakilan Imigrasi, perwakilan Bea Cukai, serta jajaran Pemerintah kota Bitung.(herry dumais)