MOMENTUM Perayaan Hari Lahir Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe ke 595 tahun menghadirkan warna baru pada perhelatan akbar Upacara Adat Tulude.
Ditandai dengan kehadiran 700 orang siswa SD, SMP se Kota Tahuna menjadikan perhelatan akbar Upacara Adat Tulude terasa spektakuler.
Hajatan Tulude tercatat dalam calender of event atau event tahunan yang sedianya terus dilaksanakan setiap tanggal 31 Januari.
Dibanding tahun-tahun sebelumnya, Upacara Adat Tulude kali ini terasa lebih “kental”, dimana setiap rangkaian acara yang dilangsungkan akan dimaknai sebagaimana mestinya Upacara Adat Tulude itu dirayakan.
Pelaksanaan sesuai alur tanpa lagi dipersingkat, seperti pada prosesi “Mendangeng Buntuangu Ratu su Banala Kararatuang”, yakni Kue Adat Tamo diarak keliling kota mulai dari tempat pembuatan kue kemudian ditempatkan di lokasi acara yang akan diadakan prosesi pemotongan kue tamo.
Tak hanya pemaknaan dari segi rangkaian acara saja, namun dekorasi Tulude kali ini memberikan warna baru akan kearifan lokal. Penggunaan bambu batik sebagai bahan utama dekorasi serta dipadu dengan nuansa kepulauan yang menghadirkan perahu londe sebagai ciri khas aktivitas masyarakat Sangihe yang sejak dulu melaut (nelayan).
Tak kalah juga dalam penyajian jamuan kasih, pada Perayaan Tulude 2020. Menu makanan yang disediakan merupakan hasil bumi dan hasil laut dari masyarakat Sangihe. Tidak ada “nasi” dalam tatanan menu yang disajikan. Sajian khas berupa sagu yang dicampur dengan gula merah mampu memberikan gairah dalam menyantap sajian-sajian lainnya.
Tak terhitung varian menu yang disajikan dalam perhelatan Tulude 2020 kali ini, Kepiting Bakau berukuran Jumbo jadi target utama para penikmat sea food, bahkan menu rumput laut juga tersaji dengan kemurnian dan kesegarannya.
Uniknya lagi, semua menu yang disajikan menggunakan alat dapur tradisional berupa batok kelapa sebagai pengganti piring dan daun pisang dijadikan pengalas meja.
Gelas dan sendok yang terbuat dari batok kelapa dipakai untuk menikmati makanan. Sajian unik pada Perayaan Tulude tahun 2020 merupakan terbaik yang pernah ada.
Turis mancanegara juga tampak hadir menikmati pagelaran budaya seperti musik bambu bahkan menu khas lokal.
Semua hal yang tersaji dalam Tulude 2020 kali ini sungguh memberikan kesan mendalam bagi masyarakat Tampungang Lawo. Dimana masyarakat merasakan kembali akan Sangihe yang sesungguhnya.
Di akhir perhelatan, acara Medameang kembali menghadirkan kembali lantunan seni Sangihe melalui merdunya musik bambu bersama Masamper Mebawalase (berbalasan) yang sudah jarang digelar.
Perhelatan Upacara Adat Tulude tahun 2020, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe seakan kembali mengingatkan jati diri sebagai masyarakat Sangihe yang mencintai tradisi, seni, dan budaya peninggalan nenek moyang.
“Dirgahayu Sangihe ke -595 tahun”.Sangihe i Kekendage Sarang Papateku.(adv/bensa)