MANADO, mejahijau.com – Barangkali kuatir terjangkit virus corona (Covid-19), ratusan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Manado, Sabtu, 11 April 2020, sore, mengamuk besar-besaran untuk keluar dari tahanan.
Amukan para narapidana dilancarkan sedari sore pukul 16.00 Wita hingga malam sekira pukul 18.50 Wita. Mereka membakar dua Blok penjara, merusak poli-kesehatan, kantin, dan sejumlah ruangan di Lapas tersebut.
Polisi yang tergabung dari Polresta Manado dan Tim Maleo Polda Sulut, tampak memadati depan Lapas. Sementara sejumlah anggota TNI-AD berjaga-jaga didepan pintu masuk di depan jalan raya.
Suasana terbilang sangat mencekam. Para napi berteriak macam-macam. Antaranya mereka memprotes tidak dikeluarkan dari penjara. Sementara napi lain, sudah dibebaskan karena pertimbangan pencegahan wabah virus corona.
“Kami minta keadilan. Kami tidak mau mati karena corona. Lebe bae ancor kalo ancor!,” teriak seorang napi.
Napi lain juga mengkritik Kepala Lapas yang dinilai tidak manusiawi.
Semua panik ketika ruangan kantor bagian utara menyala terbakar.
Sekira Pukul 19.10 Wita, Pemadam Kebakaran memanjangkan selang air. Enam petugas pemadam masuk dari pintu depan. Mereka berusaha memadamkan api. Para napi juga membakar tabung gas ukuran besar hingga menyebabkan ledakan. Api membakar beberapa ruangan dalam Lapas.
Para napi beralasan Kepala Lapas Manado tak mengizinkan Napi Raymond Waney memberi penghormatan terakhir kepada ibunya yang maninggal.
Dan amukan napi di Lapas Kelas IIA Manado, baru kali ini terbilang cukup serius. Sebelumnya memang pernah terjadi, namun kerusuhan dapat diamankan secepatnya dan tak meluas seperti sekarang.
Menurut Jeffry Saikat (52), salah satu petugas Lapas, amukan para napi kali ini cukup serius. Tindakan mereka nyaris membuat dirinya jadi korban.
“Mereka mengamuk melempari batu sembarangan. Kaca-kaca pecah. Para napi sudah kalap. Entah apa yang merasukinya. Mereka memang sudah sangat beringas,” tuturnya kepada mejahijau.com di puing-puing salah satu bilik Lapas.
Menurut Jeffry, dirinya curiga para napi yang beringas karena dihasut napi lain salah satu blok di dalam penjara.
Dia enggan menanggapi soal merebaknya isu virus corona di Lapas Manado yang memantik para napi ingin keluar penjara kendati dengan cara kekerasan.
Sementara Kepala Lapas Kelas IIA Manado, Sulistyo Wibowo dikonfirmasi wartawan mejahijau.com menepis adanya virus corona di dalam penjara yang dipimpinnya.
“Tidak ada. Cuma memang ada petugas Lapas yang sakit. Tetapi sakit bukan karena virus corona,” terang Sulistyo.
Soal over-capacity (kelebihan kapasitas) narapidana yang menghuni Lapas Manado, Sulistyo juga membantahnya.
“Kalau yang lalu memang, tetapi sekarang tidak lagi. Sekarang ini sisa 435 napi. Dan memang para napi menargetkan keluar dari penjara,” jelasnya.
Belum sepekan, tepatnya Senin, 06 April 2020, lalu, Lapas Kelas IIA Manado yang dipimpin Sulistyo Wibowo membebaskan 40 napi atau warga binaannya.
Mereka mendapat asimilasi dan integrasi terhitung sejak mereka dibebaskan dari penjara guna pencegahan dan penanggulangan penyebaran Covid-19 di lingkungan Lapas.
Alasan lain para napi dibebaskan karena sesuai arahan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly karena sudah over-capacity.(ferry lesar/vanny)