Kebijakan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe dibawah kepemimpinan Bupati Jabes Esar Gaghana patut diteladani pimpinan daerah lain. Kerja keras Bupati Jabes Ezar Gaghana telah menelorkan kebijakan perlindungan terhadap pangan lokal.
Ini tentu memberikan dampak positif dan kesejahteraan kepada para petani dan masyarakat di Kepulauan Sangihe.
Upaya tersebut bagian dari perlindungan terhadap makanan lokal masyarakat. Bahkan pangan lokal di Sangihe dijadikan program unggulan Pemerintah Sangihe dengan motto “Two Day No Rice” yang artinya Dua Hari Tanpa makan Nasi, yakni Selasa dan Jumat, digantikan dengan sagu atau umbi-umbian.
Program unggulan perlidungan pangan lokal itu, bukan hanya sekedar narasi pemerintah. Terbukti Bupati Kepulauan Sangihe terus melakukan monitoring sampai ke pelosok desa guna mengetahui langsung kondisi masyarakat di tengah kondisi saat ini.
Bahkan belum lama Bupati Gaghana mengawali monitoringnya di sektor pertanian dan perkebunan. Dalam kegiatan tersebut, sebanyak tiga kecamatan disambangi langsung, yakni Kecamatan Tabukan Utara, Tabukan Tengah, Tabukan Selatan.
Disana Gaghana melihat hasil pertanian masyarakat yang ada di desa-desa, guna menjaga ketahanan pangan lokal yang tersedia di daerah tersebut.
Bupati Jabes E Gaghana bersama Wakka 2 DPRD Sangihe Michael Thungary kunjungi sektor pertanian padi sawah Desa Kuma 1, Kecamatan Tabukan Tengah.
Sagu memang sejak dulu menjadi makanan pokok masyarakat di Bumi Tampungang Lawo. Kini kembali digalakan produksinya, demi menjaga ketersediaan pangan lokal dan menekan ketergantungan masyarakat akan beras yang cukup tinggi.
“Saya berharap dalam kondisi krisis ini, sagu bukan hanya menjadi pangan alternatif. Namun, kita kembalikan lagi menjadi suplai pangan utama. Sehingga akan memperkuat basis ekonomi kita yang ada di kabupaten kepulauan Sangihe dalam memanfaatkan potensi daerah,” ucap Gaghana
Bupati berharap setiap desa yang memiliki perkebunan sagu memanfaatkannya guna menopang ketersediaan pangan lokal daerah.
Bupati Gaghana juga terus memberikan motivasi kepada para petani holtikultura dalam menopang ketersediaan pasar dari hasil panennya.
Dia juga menghimbau agar pemerintah desa berperan aktif untuk sebisa mungkin membantu para petani dengan menyediakan bibit tanaman maupun pupuk.
“Sudah kami himbau kepada pemerintah desa agar memperhatikan petani yang ada di desa. Bahkan, bila ada yang mau bertani dan memiliki lahan harus ditopang dengan memberikan bantuan yang dibutuhkan petani. Dengan begitu, semakin banyak yang bertani, maka akan semakin banyak hasil panen untuk memenuhi kebutuhan pasar,” ungkap Gaghana yang terbilang mencintai kearifan lokal daerahnya.
Bupati Gaghana juga melakukan monitoring sektor perikanan, baik perikanan laut maupun perikanan darat atau budidaya ikan air tawar di Desa Petta Barat, Kecamatan Tabukan Utara dan Desa Kuma Satu, Kecamatan Tabukan Tengah.
Dalam kunjungannya, Gaghana melihat potensi yang dimiliki tiap desa, sebenarnya mampu untuk memenuhi kebutuhan pasar jika terus dimaksimalkan. Gaghana bahkan mengharapkan inovasi khususnya dari sektor perikanan laut, dimana banyak hasil tangkapan nelayan tidak habis terjual.
Bupati Jabes E Gaghana bersama Staff Khusus Bupati Bidang Pembangunan & Ekonomi Nader Baradja mengunjungi petani di Desa Naha Induk, Kecamatan Tabukan Utara
“Kita harus memberdayakan masyarakat kita. Ikan hasil tangkapan nelayan jika tidak habis terjual, bisa dibeli oleh pihak desa untuk dibuat ikan asap (ikan fufu), agar bisa tahan lama demi menopang ketahanan pangan lokal,” kata Gaghana berharap sektor perikanan darat bisa terus dimaksimalkan pengelolaannya.
Sektor perikanan darat atau budidaya ikan air tawar, bisa jadi solusi ketika perikanan laut terkendala masalah cuaca, jadi pasar tetap mendapatkan suplai ikan.
Bupati Kepulauan Sangihe Jabes Esar Gaghana bukanlah sosok yang suka berdiam diri apalagi melihat kondisi ekonomi masyarakat yang kurang baik. Terlebih warga ekonomi menengah ke bawah.
Hal ini terlihat jelas, ketika Pemerintah Kabupaten Sangihe memberikan bantuan bahan pokok kepada masyarakat yang mengalami dampak dalam mata pencahariannya, seperti Para Sopir Angkutan Umum, Para Pekerja Buruh dan Para Pekerja Usaha Kecil Menengah (UKM) seperti penjual kue.(adv/bensa)