TOMOHON, mejahijau.com – Miris..!begitu kira-kiranasibratusantenaga medis di Kota Tomohon. Sekian bulan berada di garda depan memerangi Covid-19, ternyata hak-hak mereka kerap tersendat. Gilanya lagi ternyata insentif mereka diduga dipotong secara sepihak. Pun nilai potongan, kabarnya hingga jutaan rupiah setiap bulan. Informasi ini terungkap secara tak sengaja dari sumber-sumber terpercaya.
“Saya sangat kecewa perlakuan atasan kami. Insentif bulan Maret, April, Mei memang sudah diterima. Tetapi per-bulan dipotong 2 juta rupiah setiap insentif tenaga medis. Bayangkan saja, setelah insentif masuk ke rekening, kami dipaksa harus menyetor tunai ke atasan kami,” tutur seorang tenaga medis kepada rekannya saat makanan siang di rumah makan Megfra Tomohon, Senin 16 November 2020.
Kedua wanita itu tampak serius membahas soal insentif yang dipotong oleh oknum pimpinan instansi mereka mengabdi. Bahkan, sesekali temannya sambil bergurau menyebut agar masalah itu dilaporkan saja kepada pihak berwajib.
“Masa komang dorang bagitu, apa dorang nentau so ngoni pe kerja ja hadapi pasien Corona? Lapor jo katu ke pihak berwajib,” tandas temannya.
Lanjut dia, kan Pak Presiden Jokowi dan KPK sudah tegaskan hukum pidana mati bagi yang mengambil keuntungan atau korupsi dana Covid-19.
Percakapan dari kedua ibu yang mengenakan seragam ASN Pemkot Tomohon itu, terus dipantau wartawan mejahijau.com hingga mereka beranjak keluar meninggalkan lokasi.
Terpisah, Koordinator Tomohon Corruption Watch (TCW) Steven Lalawi mengatakan, pemotongan insentif para tenaga medis Covid-19 diduga untuk dipakai sebagai cost politik salah satu pasangan calon.
“Yah, kalau terjadi pemotongan setiap bulan terhadap ratusan tenaga medis hingga jutaan rupiah, saya pertanyakan peruntukannya untuk apa? Sekarang ini Kota Tomohon sedang Pilkada, sehingga bisa saja jadi dana tersebut dipakai salah satu calon,” cetus Lalawi.
Dia mengaku sangat mencurigai salah satu pasangan calon yang memainkan dana tersebut melalui orang-orang khusus.
Hingga berita ini diturunkan, pihak terkait belum sempat dikonfirmasi wartawan media ini.(jopa)