MANADO, mejahijau.com – Segenap kaum bapa yang terhimpun dalam Forum Komunikasi Pria Kaum Bapak (FK-PKB) Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) diminta terus membunyikan sirene 1821 sebagai alarm dalam keluarga.
Sirene 1821 sebagai tonggak penting pembinaan spiritual anak yang kelak menjadi generasi unggul bangsa.
Hal itu diingatkan Ketua FK-PKB PGI Olly Dondokambey menyambut rapat koordinasi di Manado melalui Sekretaris FK PKB PGI Michael Roring, Wasek Roland Roeroe didampingi Humas Rizal Layuck dan Sekretaris Eksekutif Jemmy Mokolengsang, kemarin.
Sehari menjelang rapat, diawali ibadah hari raya Pentakosta di Gedung Gereja GMIM Getsemani Sario Kotabaru Manado, Minggu 30 Mei 2021 yang melibatkan seluruh sinode Gereja-gereja anggota PGI sebanyak 91 sinode di seluruh Indonesia.
Rapat koordinasi berlangsung sehari, Senin 31 Mei 2021 di hotel Luwangsa Manado.
Sirene 1821, bagian dari kampanye FK-PKB PGI untuk mengeliminir penggunaan telepon genggam oleh anak-anak dari pukul 18.00 hingga pukul 21.00 Wita.
Rentang waktu 18.00-21.00 menjadi waktu belajar dan bercengkerama bersama anggota keluarga, anak-bapak dan ibu.
“Dalam kehidupan keluarga, saya sering menyampaikan program 1821, yaitu program dimana pada pukul 18.00 hingga pukul 21.00, setiap orang tua wajib mematikan handphone, menghentikan aktivitas media sosial serta memberikan ruang dan waktu lebih kepada keluarga,” tandas Olly.
Di samping alarm 1821, Gubernur Olly juga mengingatkan jargon 3-B yakni, Berdoa, Bermain dan Belajar yang pasti mendapat prioritas dalam kehidupan keluarga.
Alarm 1821 dan jargon 3-B bertujuan mensinergikan hubungan berkualitas antara orangtua dan anak-anak. Kita dapat menyisihkan kehidupan keluarga untuk terus bertumbuh di dalam iman, penuh kasih sayang, dan memiliki mental baik.
“Waktu yang baik adalah setelah makan malam, setelah kita melepas aktivitas seharian. Kebersamaan yang baik akan memupuk daya pikir anak yang berkualitas,” katanya.
Selanjutnya Olly Dondokambey menyebut bapak adalah figur pemimpin dalam keluarga yang dalam kesehariannya menjadi punggung utama keluarga.
Sejumlah kesibukan dalam aktivitas dan pekerjaan menuntut keberhasilan dalam meraih kesuksesan, oleh karena itu kualitas hidup bapak sebagai pemimpin sangat dibutuhkan keluarga untuk mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan.
Sekretaris FK-PKB PGI Michael Roring dan Wakil Sekretaris Roland Roeroe mengatakan, kampanye 1821 dan 3-B terus dikampanyekan di seluruh aras kaum bapak PGI di tanah air.
Dikatakan, 1821 dan 3-B menjadi isu utama FK PKB PGI mewarnai setiap pertemuan Konvensi Nasional (Konas).
“Di mana pun keluarga berada, di sana ada figur seorang bapak teladan,” kata Roring.
Dan Roland Roeroe menambahkan, kepala keluarga menjadi pemimpin yang mengarahkan istri dan anak-anak untuk terus bertumbuh sebagai keluarga yang kuat.
Hal ini menjadikan keluarga sebagai bagian dari komunitas dasar dalam memperkokoh kehidupan berbangsa sehingga mampu memberi dampak baik serta menjadikan bangsa Indonesia kuat.
Sekretaris Eksekutif Jemmy Mokolengsang mengatakan, setiap tahun FK PKB PGI melakukan pertemuan rutin Konvensi Nasional (Konas). Konas tahun 2021 akan dilaksanakan pada bulan September di Kota Medan, dan gereja HKBP bertindak selaku tuan rumah. Tujuan pelaksanaan Konas FK-PKB PGI adalah mengevaluasi persoalan yang dihadapi masyarakat Indonesia khususnya yang dihadapi umat Kristiani sebagai upaya membangun bangsa sekaligus memberi sumbangsih bagi kemajuan, kemaslahatan umat Kristen dan warga masyarakat secara umum.(***)