AIRMADIDI, mejahijau.com – Kepala Perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Indonesia, Valerie Julliand sebut Indonesia nampak jelas dari keberadaan Desa Budo.
“Di Jakarta saya tidak melihat situasi seperti di Desa Budo. Pertama kali saya datang ke sini, saya lihat masyarakatnya sangat kreatif dan bisa berpikir jauh ke depan,” ungkap Valerie Julliand selaku Duta PBB untuk Indonesia, Rabu, 06 Juli 2022.
Menurutnya, masyarakat Desa Budo mampu berdayakan apa saja potensi di desanya, misalnya kulit pisang dapat diolah menjadi bahan makanan.
Tampak Valerie Julliand kagum Desa Budo dapat dilihat langsung dari dekat. Duta PPB untuk Indonesia ini mengaku senang mendapati kreatifitas masyarakat Desa Budo. Masyarakat di desa binaan Politeknik Negeri Manado (Polimdo) ini, mampu memanfaatkan potensi lokal untuk pengembangan sumber daya manusia secara berkelanjutan.
“Kemudian ILO (Internasional Labour Organization) memfasilitasi masyarakatnya untuk mengembangkan potensinya, serta bisa berdampak baik terhadap bumi ini. Saya melihat, masyarakat bisa melakukan pengembangan berkelanjutan tanpa merusak bumi yang kita tinggali bersama,” kata Julliand.
Menurutnya, keberadaan masyarakat di Desa ini betul-betul mewakili tujuan PBB. Masyarakat Desa Budo perwujudan pembangunan berkelanjutan yang menjadi tujuan PBB.
“Untuk itu saya mengucapkan banyak terima kasih kepada masyarakat, kepala desa, dan aparat Desa Budo, serta Mary Kent melalui Politeknik Negeri Manado yang sudah memfasilitasi pelatihan masyarakat setempat,” ucap Valerie Julliand.
Sementara Chief Technical Advisor dari ILO, Mary Kent mengatakan, perkembangan Desa Budo sangat baik. Program kemakmuran keterampilan (Skills For Prosperity Programme) penerapannya terlihat jelas.
“Tujuan dari program ini adalah memberikan pelatihan keterampilan kepada masyarakat Desa Budo untuk pembangunan pariwisata yang berkelanjutan,” kata Mary Kent.
Pihaknya melihat hasil pelatihan dari menu dan cara masyarakat menyiapkan makanan. Kemudian yang paling menyenangkan, progress Desa Budo cukup baik dan sudah dikenal karena terpilih dalam 50 besar desa wisata.
Usai sambutan Duta PBB untuk Indonesia dan Mary Kent dari ILO, giliran Direktur Bumdes Desa Budo, Hani Lorens Singa menanggapinya.
Menurutnya, kehadiran Valerie Julliand dan Mary Kent membawa berkat bagi masyarakat Desa Budo.
Kata dia, warga Desa Budo merasa bahagia dikunjungi Perwakilan PBB. Dan itu benar-benar dirasakan pemerintah dan masyarakat termasuk kelompok UMKM di desanya.
“BUMdes dan masyarakat awalnya belum banyak tahu tentang pariwisata. Setelah kami ketemu dengan Polimdo tahun 2014 lalu, kami sudah banyak belajar pariwisata hingga saat ini,” cetusnya.
Bumdes di Desa Budo baru dibentuk tahun 2021 lalu. Kehadiran Bumdes dipersiapkan oleh ILO.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada ILO melalui Polimdo yang telah mendidik dan membina Bumdes di desa kami ini,” kata Singa.
Berkat bimbingan ILO melalui pembinaan langsung dari perguruan tinggi Politekni Negeri Manado (Polimdo), maka ekonomi masyarakat drastis berubah.
Dan itu amat disyukuri oleh segenap masyarakat desa tersebut. Kepala Desa Budo, Lisbeth Lintogareng mengatakan, warga desanya berterima kasih kepada Polimdo yang konsisten membina sehingga UMKM berkembang cepat.
Lisbeth Lintogareng ceritakan wisata mangrove Desa Budo telah masuk 50 besar penilaian wisata di Indonesia.
“Dari 50 besar, saat ini sudah masuk tahapan penilaian 10 besar. Untuk itu, saya meminta semua pihak membantu lewat doa dan kerja keras supaya apa yang diharapkan bisa tercapai,” ucapnya.
Kunjungan Duta PBB untuk Indonesia dan ILO ke Desa Budo, Kecamatan Wori, didampingi tenaga pengajar Politeknik Negeri Manado (Polimdo).
Tenaga pengajar yang ikut serta, antaranya Benny Towoliu, Dianne Rondonuwu, Margaretha Warokka, Mirjam Tenda. Koordinator Humas Polimdo, Stevie Kaligis, Yolanda Lagarenc, serta Ivoletty Walukow selaku manager program.(tim redaksi)