TOMOHON, mejahijau.com – Pemanfaatan energi alternatif untuk agroindustri guna pengurangan emisi di Kota Tomohon. Dan Wali Kota Tomohon menjelaskan upaya pengurangan emisi gas dalam konferensi internasional pemanfaatan energi terbarukan.
Wali Kota Tomohon Caroll JA Senduk SH membuka Konferensi Internasional Pemanfaatan Energi Terbarukan, di Hotel Emita Tomohon, Selasa (09/08/2022).
Dalam sambutannya, Wali Kota Senduk menjelaskan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan.
Menurutnya, komitmen tersebut dinyatakan dalam dokumen NDC (Nationally Determined Contribution) yang harus diikuti dengan berbagai aksi mitigasi di semua sektor.
“Komitmen ini sudah barang tentu melibatkan peran aktif pemerintah daerah, yakni Pemprov Sulut, dan Kabupaten-Kota. Jelaslah bahwa peran pemerintah daerah harus diperkuat dengan pendekatan top-down sekaligus bottom-up,” ungkap Wali Kota Senduk.
Kondisi Kota Tomohon
Kesempatan itu, juga dibeberkan selayang pandang Kota Tomohon sebagai berikut;
Kota Tomohon terletak pada ketinggian sekitar 600-800 meter (dpl), diantara dua gunung aktif, Lokon dan Mahawu. Tomohon memiliki sumur Panas-Bumi yang telah menyuplai uap ke beberapa PLTP.
Memiliki cuaca sejuk dan cocok untuk pertanian. Posisi strategis Tomohon hanya sekitar 25 km dari Manado sebagai Ibukota Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menjadi koridor penting mengakses daerah tetangga.
Jarak ke pelabuhan Internasional Bitung dan bandara Internastional Sam Ratulangi, hanya memerlukan akses sekitar 2-3 jam.
Posisi strategis ini membuat Kota Tomohon dapat menjadi pusat bisnis agroindustri di Provinsi Sulut.
Budidaya Bunga Krisan Belum Sesuai Standar
Unggulan sektor pertanian berperan signifikan menggerakkan ekonomi lokal dengan Bunga Krisan namun kualitasnya masih kurang baik karena belum sesuai standar pasar global.
Penyebab antara lain, proses pencahayaan dari green house pada malam hari kurang maksimal karena pasokan energi berkelanjutan sering terganggu.
Faktor penganggunya pada saat-saat tertentu terjadi pemadaman listrik mendadak terlebih pada saat musim penghujan.
Disamping itu, instalasi listrik green houses milik petani belum standar sehingga berdampak pada keamanan dan kualitas hasil produksi bunga Krisan.
Pemanfaatan Energi Alternatif
“Berdasarkan pertimbangan tersebut, akan dilakukan kombinasi atau penggabungan sumber energi listrik dalam bentuk hybrid antara energi PLN dengan energi alternatif,” kata Senduk.
Dijelaskan energi alternatif terbarukan itu penggunan sinar matahari sebagai sumber energi sehingga produksi listrik terpenuhi dan ketersediaannya berkelanjutan.
“Budidaya bunga Krisan dapat optimal sesuai standar dan biaya produksi dapat ditekan sehingga petani dapat menikmati keuntungan yang wajar,” bebernya.
Potensi panas bumi yang dikelola PT Pertamina Geothermal Lahendong dan PT PLN, dapat mendukung agro-agri industri dan sektor pariwisata.
Demikian halnya sumber air yang tersebar luas di sekitar area pertanian dan perkebunan milik masyarakat.
Itu dapat dioptimalkan melalui Pembangkit Listrik Mikrohidro (PLMTH) guna mendukung kebutuhan energi listrik untuk irigasi pertanian dan perkebunan.
“Konsep ini sejalan dengan isu prioritas presidensi G20, yaitu Transisi Energi Berkelanjutan,” kata Wali Kota Caroll JA Senduk.
Karenanya, lanjut Senduk, forum konferensi international mengangkat tema: Energy Transitions for New Economic Growth of Flowers Farmers and Local Communities in Tomohon City.
Untuk itu sejumlah regulasi di bidang energi telah dikeluarkan bertujuan untuk suplai energi dengan tipe energi rendah emisi.
Indonesia memiliki target penurunan emisi GRK sebesar 29% dari baseline tahun 2030. Komitmen itu merupakan kontribusi bangsa terhadap kesepakatan dunia untuk mengendalikan pemanasan global.
Kita butuh lebih banyak energi listrik, tetapi pada saat yang sama kita juga harus mengurangi emisi. Oleh karena itu, dibutuhkan kombinasi pengendalian sumber energi dari batubara sekaligus mengembangkan energi terbarukan.
“Saya optimis pembangkit listrik tenaga surya di area green house bunga Krisan saat ini, dapat menjadi daya ungkit ekonomi lokal,” pungkasnya.
Turut hadir Kepala Dinas ESDM Sulut, Fransiskus Maindoka, Ketua TP-PKK Tomohon Jeanne d’Arc Senduk-Karundeng, serta tamu undangan, baik via online maupun onsite.(*jopa)