MANADO, mejahijau.com – Rumah duka almarhum birokrat Willy Kumentas di Desa Suwaan, Kecamatan Kalawat, mendadak heboh, Sabtu, (26/08/2023).
Sumber heboh ternyata gegara sambutan Camat Kalawat Ferlie Indria Nassa yang nadanya jelas-jelas kampanye politik.
Padahal mereka yang hadir untuk penghormatan terakhir kepada almarhum Willy Kumentas dipastikan dari latar belakang politik yang berbeda-beda.
Dalam video durasi 3 menit 52 detik yang diperoleh redaksi mejahijau.com, Camat Ferlie secara terang-terangan menyosialisasi tiga nama sekaligus Caleg (Calon Legislatif) dari PDIP.
Ia seolah-olah mengarahkan arwah orang yang sudah meninggal untuk memilih Denny Lolong (Delon), Berty Kapoyos, dan Rio Dondokambey,- anak Gubernur Sulut.
Matanya tajam sering menatapi peti jenazah tokoh mumpuni yang terbujur kaku.
Selama memberikan sambutan, ia rajin menatap peti jenazah birokrat senior yang begitu dihormati ini.
Camat Ferlie pun memulai dengan pesan-pesan politiknya.
Ia mengarahkan pemilihan legislatif nanti untuk pilih Rio Dondokambey, Denny Lolong, juga nama Berty Kapoyos.
Terang-terangan Camat perempuan ini meminta pilihlah Denny Lolong yang kini Ketua PDIP Kabupaten Minut yang juga menjabat Ketua DPRD Kabupaten Minut.
“Kalau torang nyanda mo pilih ulang pa torang pe Ketua DPRD Kabupaten Minahasa Utara (Denny Lolong), torang mo gigi jare,” ujar Camat Ferlie Indria Nassa sembari menoleh peti jenazah.
Katanya, Denny Lolong sudah terbukti banyak berbuat untuk rakyat Kabupaten Minahasa Utara.
Panjang lebar penjelasan perempuan ini menggambarkan Denny Lolong sosok legislator yang bersih, tanpa dosa, dan tumpuan harapan rakyat.
Padahal kabar sempat beredar sosok yang dipromosikan secara besar-besaran itu sudah diperiksa kejaksaan terkait kasus korupsi pembebasan lahan Rumah Sakit Maria Walanda Maramis.
Kesempatan itu, ia juga mengangkat nama Berty tak lain Berty Kapoyos adalah Anggota DPRD Sulut dari Fraksi PDIP asal Dapil Minut-Bitung.
Camat Ferlie juga kampanyekan Caleg PDIP asal Dapil Sulut yang tak lain anak dari Gubernur Olly Dondokambey.
“Ada juga Bung Rio Dondokambey. Yang penting satu warna. Ada dalam satu warna, satu wadah dalam memenangkan,” cetusnya.
Menurut dia, dirinya sebagai Camat dapat saja bicara seperti itu (politik) karena belum ada larangan apapun.
Terkait kontroversi Camat Kalawat Ferlie Indria Nassa, sontak beragam tanggapan bermunculan.
“Dari video itu, oknum Camat nyata-nyata sudah berkampanye. Mirisnya, kampanye dilakukan di hadapan jenasah orang yang sudah meninggal,” ujar Ketua Barisan Anti Korupsi Kolusi Dan Nepotisme (BAKKIN) Sulut, Calvin Limpek, Kamis, (31/09/2023).
Lanjut dikatakan, sambutan radah-radah kampanye dengan mempromosikan nama-nama caleg dihadapan jenazah itu perbuatan lacur.
“Hanya pelacur politik yang mampu kampanye di hadapan orang mati. Dan itu sudah dilakukan oleh seorang Camat. Di Indonesia cuma Camat Kalawat yang boleh melakukan hal seperti itu,” geram pegiat antikorupsi Calvin Limpek.
Ia menjelaskan, Camat sebagai kepala pemerintahan wilayah kecamatan aturannya sangat jelas diatur oleh undang-undang pemerintahan.
“Sudah jelas dia (Camat) menyalahi undang-undang. Dan ini harus ditindaki sesuai ketentuannya. Oknum Camat Kalawat baiknya di-nonaktifkan dulu sementara sembari diperiksa oleh Komisi ASN,” katanya.
Lanjut dia, kelakukan Camat Kalawat itu sudah kelewat batas sehingga mencoreng wajah pemerintahan Bupati Joune Ganda.
“Masa di hadapan arwah orang yang sudah meninggal, Camat bicara pilih ini, pilih itu. Ini benar-benar harus ditindaki karena sudah berkampanye,” pungkasnya.(*/tr)