MANADO, mejahijau.com – Kejelian dalam mengolah data Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sulawesi Utara, benar-benar memalukan.
Mengapa tidak, kredibilitas penyelenggara Pemilu 2024 yang diketuai Kenly Poluan terbukti ambrol.
Hal itu terungkap dari undangan media gathering KPU Sulut tertanggal Selasa, (05/12/2023), nomor: 485/PL.01.6-Und/71/2/2023 yang sifatnya penting.
Lampiran undangan kepada sejumlah media yang diterima redaksi mejahijau.com itu, ternyata KPU Sulut turut serta mengundang hadir dua (2) wartawan yang sudah meninggal dunia.
Undangan media gathering KPU Sulut yang ditandatangani Ketua Kenly Poluan itu bertujuan memaparkan pelaksanaan tahapan kampanye Pemilihan Umum 2024.
“KPU Sulut benar-benar bikin kesalahan fatal. Orang yang sudah meninggal koq diundang hadiri gathering,” ungkap seorang jurnalis media online di salah satu tempat di bilangan Sario, Manado, Selasa, (05/12/2023).
Menurutnya, keteledoran Komisioner KPU Sulut ini potensi merusak kepercayaan masyarakat terhadap lembaga tersebut.
“Keteledoran KPU Sulut ini mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap lembaga penyelenggara Pemilu,” sergah Calvin Limpek, Ketua BAKKIN (Barisan Anti Korupsi, Kolusi, Nepotisme Indonesia) Provinsi Sulut.
Lanjut aktivis aktikorupsi ini, dari bukti orang yang sudah meninggal ini dapat dijadikan alat untuk tidak percaya kepada KPU Sulut.
“Ini dapat dijadikan wahana untuk mengajukan mosi tidak percaya terhadap penyelenggara Pemilu di Sulut,” kata Calvin Limpek lagi.
Lanjut dia, komisioner lembaga tersebut harus segera melakukan klarifikasi terkait dugaan keteledoran itu.
Soal kontroversi undangan tersebut, Ketua KPU Sulut Kenly Poluan tak membantah.
“Iyaa, itu data lama yang belum diganti oleh staf di sekertariat. Tetapi intinya nama media yang menghadiri undangan gathering,” jelas Kenly.
Acara tersebut, kata dia, terbilang penting terkait tahapan pelaksanaan Pemilu tahun 2024 yang sedang berjalan.(*/tr)