CHISINAU, mejahijau.com – Stoianoglo, Jaksa Agung Moldova, dibawa ke fasilitas penahanan pra-persidangan di ibukota, Chisinau, setelah aparat dari badan intelijen dan keamanan negara menggeledah kantor dan rumahnya.
Dilaporkan Reuters, Rabu 6 Oktober 2021, Jaksa Victor Furtuna telah mendakwa Stoianoglo dengan beberapa pasal terkait menyalahgunakan jabatan, melebihi tugas resmi, korupsi, dan membuat pernyataan palsu.
Penangguhan Stoianoglo mendapat respon positif dari Presiden Maia Sandu, yang baru berkuasa tahun lalu.
Presiden Maia mengatakan, setiap warga negara harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan hukum terlepas apa jabatannya.
“Sebagai presiden negara, saya menginginkan apa yang diinginkan warga: penghormatan yang ketat terhadap hukum, tidak ada pelanggaran, dan secara hukum menghukum siapa pun yang melakukan pelanggaran,” katanya.
Stoianoglo ditunjuk sebagai Jaksa Agung pada November 2019 oleh Presiden Igor Dodon, yang didukung Moskow. Namun, para kritikus mengatakan, kontes untuk jabatan itu dicurangi oleh sosialis yang saat itu dominan.
Menteri Kehakiman Sergiu Litvinenco mengatakan Stoianoglo telah melewati batas.
“Dia adalah boneka di tangan pejabat korup dan pencuri yang telah merampok negara selama beberapa dekade,” katanya.
Moldova, salah satu negara termiskin di Eropa, telah dirundung ketidakstabilan dan skandal korupsi dalam beberapa tahun terakhir, termasuk hilangnya 1 miliar dolar AS dari sistem perbankan.(*rmol)