MANADO, Meja Hijau – Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey melalui Kepala Dinas Perkebunan Refli Ngantung menyatakan, hampir semua komoditi kelapa daerah ini kualitas ekspor. Harga komoditi kelapa sangat tergantung pada mekanisme pasar dunia yang tak lepas dari yakni hukum permintaan dan penawaran.
Ngantung menepis isu, anjloknya harga kelapa oleh karena kualitas minyak kelapa jauh di bawah minyak kelapa sawit.
“Itu tidak benar, justru kulitas kelapa Sulut salah satu komoditas ekspor terbaik,” tandas Refli Ngantung.
Lanjut dikatakan, produksi kelapa tidak hanya fokus pada minyak kelapa. Kelapa petani juga bukan hanya menjual dalam bentuk batok kelapa atau kopra, tetapi bisa diolah menjadi minyak kelapa, VCO, arang tempurung, sabut kelapa, serta air kelapa.
“Produk turunannya juga dapat diproses hingga memiliki daya saing ekonomi. Revitalisasi bahan baku kelapa dapat diproses menjadi produk jadi (bukan setengah jadi) serta aneka produk turunan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi,” katanya.
Berbagai kebijakan Pemprov Sulut dilakukan antaranya pemberian bantuan alat pengolah minyak goreng kepada kelompok tani. Para kelompok tani juga diberikan alat pengolah VCO, dan kedepan diupayakan bantuan pengolahan kelapa terpadu berskala gabungan.
“Saat ini Pemprov Sulut terus meluruskan isu yang memojokan hasil kelapa petani kita. Sebetulnya minyak goreng kelapa jauh lebih sehat dari pada minyak goreng dari kelapa sawit,” pungkasnya.(vanny)