RATAHAN, mejahijau.com – Kisah menyedihkan dialami Olvie Kambey, warga asal wilayah Tombatu, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), Rabu (13/07/2022).
Pasalnya, anak laki-laki bernama Klif Tangel terkesan sengaja diabaikan oleh fasilitas kesehatan Puskesmas di Kecamatan Tombatu.
Mirisnya, terungkap bocah naas terlantar di Puskesmas Tombatu, masih keluarga Gubernur Olly Dondokambey – ternyata videonya terlanjur menjadi viral.
Sebagaimana tampak dalam dua paket video terlanjur viral yang diperoleh redaksi media ini, terlihat bocah Klif Tangel didampingi ibunya terus saja merintih kesakitan.
Tubuh bocah naas ini meringis kesakian. Ia menggeliat kiri-kanan menahan sakit dengan kedua tangan terikat.
Entah sudah berapa kali Klif Tangel mengeluarkan muntahan dari mulutnya. Namun dapat dipastikan kesakitan teramat sangat sedang diderita oleh bocah ini.
Dalam video, Olvie Kambey tampak kesulitan menghadapi anaknya yang terus saja merintih kesakitan.
Konfirmasi salah satu portal berita menyebut Olvie Kambey menuturkan, anaknya sebelum diantar ke Puskesmas telah melakukan pengobatan pada Bidan Desa dan penanganan dokter Joy.
Diagnosa dokter dr Joy, korban mengalami peradangan asam lambung sehingga dokter menyarankan opname di Puskesmas Tombatu.
Namun pihak Puskesmas Tombatu diduga hanya memberikan obat saja. Dan obat tersebut hanya dimuntahkan korban gegara menahan sakit.
“Anak saya barteriak-teriak menahan sakit, lalu dikira anak saya kena rabies oleh pihak puskesmas. Dan terlebih menyakitkan anak saya dibiarkan di lantai dan diikat tangannya tanpa ada penanganan serius dari puskesmas,” keluhan Olvie.
Ibu yang tertekan oleh derita anaknya, menyebut kalau dia masih keluarga dekat dengan gubernur diduga gubernur Olly Dondokambey.
“Saya ini sudara dengan gubernur. Pernah tinggal 5 tahun di rumah beliau di Jakarta,” cetusnya dengan nada kecewa.
Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Mitra, Helni Sonya Ratuliu, dikonfirmasi redaksi mejahijau.com membantah tudingan yang menyebut ada pembiaran pasien oleh Puskesmas Tombatu.
“Tidak dibiarkan, tetapi dilayani oleh petugas Puskesmas. Dan Puskesmas juga berupaya merujuknya ke rumah sakit, namun keburu meninggal di tengah jalan,” jelas Ratuliu melalui aplikasi whatsapp, Minggu malam, (17/07/2022).
Selentingan soal bocah naas ini tertular rabies, Helni Ratuliu membenarkan bahwa korban ada riwayat gigitan anjing satu bulan sebelumnya.
“Riwayatnya memang pernah digigit anjing bulan Juni lalu, tetapi pasien tidak bergejala (rabies),” katanya.
Hanya saja, lanjut Ratuliu, untuk memastikan kalau gejalanya muncul belakangan harus melalui hasil anamnesia dari rumah sakit.
“Tetapi sebelum sampai ke rumah sakit, pasien terlanjur meninggal. Untuk jelasnya, silahkan konfirmasi Puskesmas Tombatu yang duluan menanganinya,” pungkas Helni Ratuliu.(tim redaksi)