BITUNG, mejahijau.com – Limbah PT Delpi diduga cemari lingkungan, membuat resah warga Girian Bawah.
Pelak saja pabrik pengalengan ikan terbesar di Kota Bitung ini menuai sorotan. Tak hanya itu, warga juga mengecam keras operasional pabrik PT Delta Pasific Indotuna karena tak memperhatikan lingkungan sekitar pabrik.
Pasalnya limbah sisa-sisa olahan pabrik pengalengan ternyata dibuang ke saluran di belakang pabrik yang berkedudukan di Kelurahan Girian Bawah, Bitung.
Selain itu, aroma busuk yang menyengat ternyata berasal dari limbah sisa olahan pabrik PT Delta Pasific Indotuna disingkat PT Delpi.
CEMARI LINGKUNGAN
Pantauan redaksi mejahijau.com, Senin (19/09/2022), didapati limbah cair PT Delpi mengaliri lewat selokan galian tanah menuju ke laut lepas.
Sisa-sisa limbah olahan dari perusahaan terpantau dibuang ke lepas pantai sehingga berpotensi mencemari lingkungan laut.
Tak hanya itu, PT Delpi juga mencemari udara dengan menebar aroma menyengat ke lingkungan warga yang berdomisili di sekitar perusahaan.
Fikri, warga Kelurahan Girian Bawah domisilinya dekat dengan pabrik ikan kaleng membenarkan perusahaan tersebut membuang limbahnya ke laut.
“Benar pak, limbah dibuang pada malam hari setiap hari Sabtu dan Minggu,” ungkap Fikri.
Masih kata warga ini, lagian bau busuk sangat menyengat tatkala perusahaan membuang sisa-sia olahan pabrik.
“Kadang-kadang saya tidak tahan mencium baunya!,” tutur Fikri sembari menggeleng-geleng kepala.
Sebelum pabrik ikan kaleng yang dibangun PT Delpi, lanjut dia, biasanya sore hari banyak warga yang mandi di pantai. Tetapi sekarang sudah tidak lagi setelah berdiri pabrik ikan kaleng.
“Dulu banyak yang mandi-mandi di pantai ini. Tetapi sekarang sudah tidak mau lagi. Orang-orang kuatir air pantai kontaminasi sehingga menyebabkan gatal-gatal,” ungkap Fikri.
MANAJEMEN BELUM BERI KONFIRMASI
Sayangnya hingga berita ini diturunkan, manajemen PT Delta Pasifik Indotuna disingkat PT Delpi belum dapat memberikan klarifikasi.
Upaya konfirmasi dengan Direktur Maneger PT Delta Pasific Indotuna, Elyasa Bahalwan belum membuahkan hasil.
“Oh, kalau Direktur Maneger pak Elyasa Bahalwan tidak berkantor di Bitung, kantornya di Surabaya,” ungkap Welfris Jacobus, sekuriti di pos pintu masuk perusahaan.
Sama halnya General Manajer PT Delta Pasific Indotuna, Helmi Ali juga sulit mendapatkan konfirmasi di perusahaan ekspor ikan kaleng tersebut.
“Maaf, bapak GM (General Manajer) lagi sibuk! Kalau mau ketemu, harus buat janji dulu. Nanti saja ya?!,” ucap Welfris.(steven tumuyu)