MANADO, mejahijau.com – Pernyataan kasar politisi senior PDIP, Panda Nababan kepada keluarga Presiden Joko Widodo potensi menjadi malapetaka bagi partai besutan Megawati.
Pernyataan Panda Nababan itu boleh jadi titik awal psywar atau perang urat saraf di dalam kandang banteng moncong putih.
Politisi senior PDIP, Panda Nababan sebelumnya menyebut Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan Walikota Medan Bobby Nasution kurang berprestasi dan masih ingusan.
Pernyataan cenderung melecehkan itu, menurut Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie, dapat menjadi penyebab sehingga Joko Widodo (Jokowi) terkesan main politik tiga kamar (trikameral).
“Barangkali PDIP sudah membaca soal fenomena Jokowi main politik tiga kamar atau trikameral,” ucapnya kepada redaksi mejahijau.com, Jumat, (07/07/2023).
Menurut Jerry Massie, politik trikameral dimaksud cukup kentara ketika Jokowi menjadi dirigen bagi Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Dan kamar terakhir adalah kepentingannya pasca mengakhiri jabatannya untuk turun dari kursi RI-1.
Fenomena politik trikameral mencuat, dipicu oleh serangan-serangan beruntun PDIP sendiri terhadap Jokowi.
“Jokowi sebenarnya sudah dibuat babak belur. Berkali-kali serangan yang dilancarkan PDIP cukup membuat Jokowi kelabakan,” katanya.
Selain kritik pedas Panda Nababan, Jokowi juga terkesan sengaja dipermalukan oleh Megawati Sukarno Putri di hadapan kader-kader PDIP.
Kemudian serangan berikut ketika giliran Gibran ‘disidang’ dan dimintai pertanggungjawaban saat menyambut Prabowo Subianto di Solo.
“Jadi keretakan sebelum pendaftaran capres ke KPU akan tersajikan. Ini seolah upaya-upaya untuk melemahjan eksistensi politik Jokowi. Dan memang sejak awal Jokowi sudah mendirikan dinasti politik yang disokong oleh PDIP sendiri,” sambungnya.
Pakar politik American Global University (AGU) ini meyakini bahwa serangan demi serangan ke keluarga Jokowi merupakan kesalahan fatal bagi PDIP sendiri.
“Itu bahkan dapat menjadi malapetaka bagi PDIP kedepannya,” pungkasnya. (tr)