MANADO, Meja Hijau – Walaupun bencana alam di Sulawesi Utara tak lagi separah tahun 2014 silam, namun banjir dan tanah longsor pada Sabtu (16/12) sore menimbulkan kerugian yang cukup besar.
Sedikitnya 3500 lebih warga kota Manado menjadi terkena dampak dari banjir dan tanah longsor pada hari itu.
Tercatat 1 bocah 5 tahun bernama Marchela warga Malendeng ditemukan tewas setelah terbawa hanyut deras arus air sungai.
Sementara 1 balita usia 3 tahun bernama Reinhard Idji warga Kelurahan Dendengan Dalam, hingga Minggu (17/12) belum berhasil ditemukan.
“Data yang kami himpun hingga saat ini, terjadi di 25 titik bencana di kota Manado. Belum masuk informasi dari Kabupaten Kota yang lain,” tutur Ir Noldy Liow, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Utara.
Noldy menyebutkan, pihaknya terus menyalurkan bantuan kepada para korban terdampak bencana di berbagai lokasi.
“Sejak Sabtu malam, sesuai instruksi pak Gubernur, kami langsung turun ke lokasi banjir sambil memberikan bantuan makanan siap saji, mie instan, peralatan selimut dan lain-lain,” ucap Liow.
Di lokasi banjir, Pelaksana Harian Sekprov Sulut, Jhon Heit Palandung menyebutkan, Gubernur telah menginstruksikan untuk membentuk posko penanggulangan bencana banjir.
“Walaupun sementara tugas luar, pak Gubernur memantau langsung rapat penanggulangan bencana yang dilakukan Pemprov Sulut bersama Kodam XII Merdeka dan Korem 131 Santiago serta Polda Sulut. Dan bersama-sama kami turun langsung ke lokasi kejadian,” ungkap Palandung.
Adapun lokasi bencana, kata Palandung, antaranya lokasi Longsor di ruas jalan Manado-Tomohon serta Desa Rumengkor Minahasa yang saat ini sementara diatasi.
Sementara Dinas PU Provinsi Sulut bekerjasama dengan PU kabupaten dan kota berupaya mengatasi persoalan di daerah masing-masing.
“Jika ada laporan terbaru dari masyarakat, kami minta segera diinformasikan,” pungkasnya.(vanny)