JAKARTA, mejahijau.com – Jumlah korban tewas akibat gempa 7 skala richter yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat bertambah menjadi total 82 orang menurut catatan sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga pukul 02.30 WITA.
Gempa yang terjadi pada Minggu (5/8) sekitar pukul 18.00 WITA itu juga menyebabkan ratusan orang luka-luka dan ribuan rumah mengalami kerusakan.
“Ribuan warga mengungsi ke tempat yang aman. Aparat gabungan terus melakukan evakuasi dan penanganan darurat akibat gempa bumi,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan persnya.
Daerah terparah yang terguncang gempa adalah Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur dan Kota Mataram.
Berdasarkan laporan dari BPBD Provinsi NTB, dari 82 orang meninggal dunia, korban berasal dari Kabupaten Lombok Utara 65 orang, Lombok Barat 9 orang, Lombok Tengah 2 orang, Kota Mataram 4 orang, dan Lombok Timur 2 orang. Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh.
“Korban luka-luka banyak yang dirawat di luar puskesmas dan rumah sakit karena kondisi bangunan yang rusak. Selain itu gempa susulan terus berlangsung,” ujar Sutopo.
Hingga Minggu malam pukul 22.00 WIB Sutopo mengatakan terjadi 47 kali gempa susulan dengan intensitas gempa yang lebih kecil.
BMKG sendiri telah menyatakan bahwa gempa 7 SR tadi adalah gempa utama (main shock) dari rangkaian gempa sebelumnya. Artinya, kecil kemungkinan akan terjadi gempa susulan dengan kekuatan yang lebih besar.
Sutopo berkata bahwa Tim SAR gabungan masih terus melakukan evakuasi dan penyisiran. Kondisi malam hari dan sebagian komunikasi yang mati menjadi kendala tersendiri di lapangan.
“Diperkirakan korban terus bertambah. Jumlah kerusakan bangunan masih dilakukan pendataan,” ujarnya.
Sementara itu Kepala BNPB Willem Rampangilei bersama jajarannya telah tiba di Lombok Utara menggunakan pesawat khusus dari Bandara Halim Perdanakusuma. Tambahan bantuan logistik dan peralatan segera dikirimkan.