MANADO, mejahijau.com – Bencana banjir disertai tanah longsor yang melanda sejumlah daerah di Sulawesi Utara (Sulut), Jumat 01 Februari 2019, mengoyak rasa ibah rasa kemanusiaan Arthur Kotambunan.
“Siapa yang tidak ibah jika saudara-saudara kita dilanda musibah bencana. Saya lihat sendiri derita masyarakat yang terkena banjir dan tanah longsor. Mereka benar-benar layak dibantu,” ungkap Arthur Kotambunan kepada wartawan seusai membagi-bagi sembako di empat titik bencana banjir di Kota Manado, Sabtu (02/02/2019.
Politisi yang melejit populer dengan panggilan AK7 ini mengatakan, pribadi dirinya berduka atas meninggalnya Nathalia Lapian (1 tahun) di Kelurahan Mahawu Kecamatan Tuminting yang tertimpa bencana tanah longsor.
Dia terenyuh bocah Richard Patabone (5 tahun) yang meninggal dunia karena terseret arus di Kelurahan Kombos. Begitu juga AK7 berbelasungkawa meninggalnya John Duarmas, guru SMK Negeri 9 Manado yang jadi korban tanah longsor di Kelurahan Taas.
“Kepada keluarga korban bencana Nathalia, Richard, dan pak Guru John, saya sampaikan duka sedalam-dalamnya. Begitu juga kepada warga lain yang menjadi korban, saya turut prihatin dengan kesusahan yang menimpah kalian,” aku AK7.
Caleg DPRD Sulut asal Dapil Kota Manado ini menambahkan, bencana alam yang terjadi jangan ada pihak yang saling mempersalahkan.
Sementara itu, AK7 yang merasa ibah dengan duka bencana banjir dan tanah longsor setia mendampingi pembagian bantuan kepada warga yang menjadi korban.
“Dan saya membantu bukan karena saya caleg nomor 7 PDIP dapil Manado. Tetapi saya membantu dari lubuk hati terdalam karena rasa kemanusiaan saya. Sedangkan hari-hari biasa saya suka membantu, apalagi ada bencana seperti ini,” pungkasnya.
Arthur Kotambunan didampingi timnya AK7 menyalurkan sebanyak 2400 paket mie, ribuan makanan fresh siap santap, 300 doz aqua, santunan duka, serta bantuan lain kepada korban bencana lainnya.(arya)