TAHUNA, mejahijau.com – Banjir bandang disertai tanah longsor menerjang tiga Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Jumat pagi, 03 Januari 2020.
Dua warga positif meninggal, masing-masing Bartolomeus Mangape (83), warga Desa Lebo Lindongan Dua dan Armando Makanangeng (16) warga Desa Lebo Lindongan Tiga. Korban ketiga Siren Ontak (44) warga Desa Lebo Lindongan Tiga dinyatakan hilang diduga tertimbun lonsor.
Kampung Hiung di Kecamatan Manganitu 2 rumah tergenang air, satu jembatan putus dan kerusakan berat pipa PDAM. Kampung Belengang 7 rumah rusak, kampung Barangkalang 1 rumah rusak ringan, dan Kampung Lebo sebanyak 33 rumah rusak mengalami rusak parah.
Di Desa Lebo jalan tertutup material banjir. Dan tanah lonsor menimbun 5 rumah warga desa tersebut.
Di wilayah Kecamatan Kendahe terjadi longsor yang menutupi badan jalan. Sementara di Kecamatan Tamako, di Kampung Ulung Peliang (Upel), 5 rumah penduduk hanyut, 13 rumah rusak berat, 11 rumah terendam banjir. Dan Kampung Balane sebanyak 59 rumah terendam banjir, dan Kampung Pokol ada 66 rumah terendam banjir.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Sangihe, bencana alam kali ini melumpuhkan aktivitas warga.
“Sampai sore ini (kemarin), kami terus berupaya mendata korban banjir dan tanah longsor,” kata Kepala BPBD Sangihe Rivo Pudihang.
Pihaknya mencatat ada delapan wilayah yang terkena dampak bencana banjir dan tanah longsor awal tahun 2020 ini. Di antaranya Kecamatan Manganitu, Kecamatan Tamako dan Kecamatan Kendahe.
Di Kecamatan Manganitu yang terkena bencana yakni Kampung Sesiwung, Lebo, dan Belengang. Namun yang paling parah dan langsung mendapat penanganan dari Bupati Sangihe yaitu di Desa Lebo, Kecamatan Manganitu.
“Desa Lebo yang paling parah, kemudian Desa Belengan dan Desa Ulung Peliang (Upel) di Kecamatan Tamako.
Sebanyak 130 keluarga terpaksa mengungsi. Semuanya berasal dari tiga desa tersebut dan menempati gedung gereja dan rumah-rumah warga.
“Kami langsung salurkan bantuan makanan siap saji dan pakaian serta kebutuhan lainnya. Kami juga membuat enam (6) dapur umum dekat gereja,” kata Pudihang.
Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe, Jabes Ezar Gaghana saat bencana langsung terjun ke lokasi bencana. Menurutnya, pemerintah mengupayakan kebutuhan yang mendesak untuk para korban.
“Kita utamakan konsumsi kepada korban di tempat-tempat pengungsian, kemudian baju layak pakai dan kebutuhan bayi dan perempuan. Kami mengimbau seluruh masyarakat di lereng gunung, di pinggir sungai untuk mewaspadai cuaca saat ini,” kata Gaghana.(orviel dareho/arya gl sumual)