Ratahan, mejahijau.com – Pengelolaan dana desa terkesan tidak transparan, warga mendesak Bupati James Sumendap SH memeriksa dugaan kasus penyelewengan Dana Desa (Dandes) di Desa Betelen, Kecamatan Tombatu, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra).
Dugaan kasus penyelewengan Dandes tahun anggaran 2019, diduga melibatkan oknum mantan Penjabat Hukumtua inisial FD alias Freny.
Pun dugaan korupsi mencuat pada program bedah rumah, sebenarnya sudah lama diketahui oleh warga desa tersebut.
Bahkan beberapa waktu lalu Wakil Bupati Drs Joke J Legi, Inspektorat, Kadis PMD, Asisten I dan Kabag Hukum, sudah meninjau langsung namun hasil pemeriksaan belum jelas.
“Sudah ditinjau para pejabat, tetapi hasil dari peninjauan tidak tahu apa hasilnya,” ungkap warga Desa Betelen yang enggan identitas dipublish wartawan, Senin, 17 Februari 2020.
Lanjut dikatakan, sebagai warga Desa Betelen tentu sangat menyayangkan jika dugaan kasus ini benar-benar terjadi.
“Dan anehnya pemerintah kabupaten terkesan menutup-nutupi kasus ini,” ungkap warga.
Olehnya warga meminta aparat kepolisian untuk menyelidiki dugaan korupsi dana desa banderol ratusan juta di Desa Betelen.
Terpisah oknum mantan hukumtua inisial FD alias Freny saat dikonfirmasi mengaku tak mengetahui masalah dimaksud.
“Oh Tuhan eeh, kita nintau apa-apa kasiang dengan korupsi Dandes yang masyarakat bilang-bilang Rp 100 jutaan,” ungkap Freny.
Dia menjelaskan, apa yang selama ini dituding masyarakat adalah anggaran yang tidak direalisasikan oleh mantan hukumtua sebelum dirinya menjabat.
“Itu Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa) tahun 2018 dari mantan hukumtua yang kemudian tidak lagi diserahkan pada serah terima jabatan pada waktu saya dilantik. Itu karena dananya sudah ditarik oleh mantan hukumtua melalui rekening desa,” kata Freny.
Dia berkelit dirinya tak mungkin terlibat dalam kasus dana desa apalagi dirinya seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) terlebih suaminya pengawal pribadi pejabat teras Pemkab Mitra.
Freny dalam akhir wawancara via messenger berulangkali meyakinkan dirinya tidak terlibat.“Oh Tuhan, kita nda mungkin mo pake dana desa, apalagi dengan jumlah ratusan juta,” pungkasnya.(fanly)