MANADO, Meja Hijau – Sejumlah kebijakan Olly Dondokambey dan Steven Kandouw (ODSK) berjalan kurang maksimal. Beberapa di antaranya program tidak tepat sasaran oleh karena kualitas sumber daya yang kurang kuat, serta pengaruh kekuatan-kekuatan sekitar yang tak memperhitungkan kompetensi.
Hal itu diungkapkan Pengamat Politik dan Pemerintahan Taufik Tumbelaka kepada sejumlah wartawan di salah satu hotel di Kota Manado, Senin (15/01/2018).
“Mempengaruhi sejumlah kebijakan oleh karena think-tank lingkup ODSK cenderung subyektif. Misalnya saja kita lihat soal rekruitmen kabinet yang kurang memperhatikan kompetensi pejabat. Akibatnya sejumlah program mandeg, anggaran tidak terserap sehingga dikembalikan ke kas negara,” papar Taufik Tumbelaka sembari mencontohkannya.
Menurut dia, hal itu terjadi pada hampir setiap kebijakan di lingkungan pemerintahan bahkan merembet kentara sampai pada keputusan-keputusan politik ODSK sebagai pimpinan partai politik.
“Saya mencontohkan pada setiap kebijakan Gus Dur (Abdurrahman Wahid) mantan Presiden RI ke 4. Semua kebijakan pada masanya lebih dipengaruhi oleh kekuatan dari luar struktur pemerintahan dan juga di luar struktur politik. Imbasnya memunculkan banyak resistensi di berbagai tataran oleh karena assesment-nya tidak pada koridor semestinya,” urai Tumbelaka.
Menghindari resistensi serta stagnasi yang bakal terjadi berlarut-larut, Olly dan Steven disarankan mengevaluasi “the invisible hand” yang terlalu banyak masuk ke dalam urusan pada setiap urusan ODSK sehingga berpotensi merusak tatanan program Sulut Hebat yang menjadi jargon perjuangan Pemprov Sulut.
“Ya, ini menjadi ancaman terhadap kredibilitas ODSK dengan Sulut Hebat-nya,” pungkasnya.(vanny)