TAHUNA, mejahijau.com – Meski pemerintah sudah luncurkan program Tol Laut untuk memangkas disparitas harga, namun tak dapat dioptimalkan di Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Hal ini dipengaruhi adanya perubahan rute dan pergantian kapal logistik nusantara (Lognus) sehingga terjadi pengurangan jumlah jatah kontainer untuk Kepulauan Sangihe.
Hal ini diungkapkan Sekertaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Kepulauan Sangihe Vera Masora kepada wartawan.
Bahkan dia tak menampik jika pergantian kapal yang biasanya melayani Sangihe berimbas terhadap tidak terakomodirnya semua kebutuhan.
“Untuk program tol laut kita, sejak tahun lalu ada kendala-kendala yang terjadi saat ini pun kita ada pergantian kapal dan ini berpengaruh terhadap daya tampung untuk produk-produk yang dimuat,” kata Masora.
Lanjut dia, berbagai produk terutama untuk kebutuhan pokok seperti beras dan semen sering tak tervalidasi disebabkan kemampuan kapal yang sangat terbatas.
Menyikapi permasalahn tol laut, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe telah menyurat ke Pemerintah Pusat agar ada perlakuan khusus ke wilayah perbatasan.
“Permasalahn tol laut ini, Pemkab sudah melakukan upaya untuk menyurat langsung dan memang ada rencana Pemkab akan langsung menemui kementerian berkompoten atau pihak terkait agar ada solusi. Apalagi kita di daerah perbatasan, kekurangan daya tampung kapal otomatis tidak mempengaruhi harga, harga tetap tinggi,” ungkapnya
Terutama dalam mengakomodir kebutuhan pokok dan bahan penting tambah dia, jika muatan kapal tidak sesuai harapan maka harga akan tetap tinggi.
“Kami berharap, usulan atau permohonan dari Kabupaten Sangihe dalam penambahan jumlah kontainer untuk pemenuhan kebutuhan di jawab Pemerintah Pusat kedepan,” pungkasnya.
Berdasarkan pantauan, harga sejumlah kebutuhan diantaranya beras dan semen mulai naik dari harga sebelumnya, hal ini dipengaruhi permintaan yang cukup tinggi oleh masyarakat.(*)
